Geothermal Energy (PLT-Panas Bumi)
Rate This


Terjadinya
Lumpur Panas dan Panas Bumi
Proses
Terjadinya Panas Bumi
Untuk memahami bagaimana panas bumi terbentuk, kita bisa analogikan bumi ini dengan telur ayam yang direbus. Bila telur rebus tadi kita belah, maka kuning telurnya itu dapat kita pandang sebagai perut bumi. Kemudian putih telur itulah lapisan-lapisan bumi, dan kulitnya itu merupakan kulit bumi. Di bawah kulit bumi, yaitu lapisan atas merupakan batu-batuan dan lumpur panas yang disebut magma. Magma yang keluar ke permukaan bumi melalui gunung disebut dengan lava.
Untuk memahami bagaimana panas bumi terbentuk, kita bisa analogikan bumi ini dengan telur ayam yang direbus. Bila telur rebus tadi kita belah, maka kuning telurnya itu dapat kita pandang sebagai perut bumi. Kemudian putih telur itulah lapisan-lapisan bumi, dan kulitnya itu merupakan kulit bumi. Di bawah kulit bumi, yaitu lapisan atas merupakan batu-batuan dan lumpur panas yang disebut magma. Magma yang keluar ke permukaan bumi melalui gunung disebut dengan lava.
Suhu tiap
Lapisan Kedalaman Bumi
Setiap 100 meter kita turun ke dalam perut bumi, temperatur
batu-batuan cair tersebut naik sekitar 300C. Jadi semakin jauh ke dalam perut
bumi suhu batu-batuan maupun lumpur akan makin tinggi. Bila suhu di permukaan
bumi adalah 270 C maka untuk kedalaman 100 meter suhu bisa mencapai sekitar 300
C. Untuk kedalaman 1 kilometer suhu batu-batuan dan lumpur bisa mencapai 57-600
C. Bila kita ukur pada kedalaman 2 kilometer suhu batuan dan lumpur bisa mencapai
1200 C atau lebih. Lebih panas dari air rebusan yang baru mendidih. Bahkan bila
lumpur ini menyembur keluar pun masih tetap panas. Hal seperti inilah yang
terjadi di Sidoarjo dan sekitarnya dimana lumpur panas masih menyembur.

Di dalam kulit bumi ada kalanya
aliran air dekat sekali dengan batu-batuan panas di mana suhu bisa mencapai
1480C. Air tersebut tidak menjadi uap (steam) karena tidak ada kontak dengan
udara. Bila air panas tadi bisa keluar ke permukaan bumi karena ada celah atau
terjadi retakan di kulit bumi, maka timbul air panas yang biasa disebut dengan
hot spring. Air panas alam (hot spring) ini biasa dimanfaatkan sebagai kolam
air panas, dan banyak pula yang sekaligus menjadi tempat wisata. Di Indonesia
banyak juga air panas alami yang dimanfaatkan sebagai sarana pemandian dan
tempat wisata seperti Ciater, Cipanas-Garut, Sipoholon dan Desa Hutabarat di
Tarutung, Lau Debuk-debuk di Tanah Karo, dan beberapa tempat lainnya di penjuru
tanah air.
Potensi
Panas Bumi di Indonesia
Kadang-kadang air panas alami
tersebut keluar sebagai geyser. Di Amerika sekitar 10.000 tahun yang lalu suku
Indian menggunakan air panas alam (hot spring) untuk memasak, di mana daerah
sekitar mata air tersebut adalah daerah bebas (netral). Beberapa sumber air
panas dan geyser malah dikeramatkan suku Indian pada masa lalu seperti
California Hot Springs dan Geyser di daerah wisata Napa, California. Saat ini
panas alam bahkan digunakan sebagai pemanas ruangan di kala musim dingin
seperti yang terdapat di San Bernardino, California Selatan. Hal yang sama juga
dapat kita temui di Islandia (country of Iceland) dimana gedung-gedung dan
kolam renang dipanaskan dengan air panas alam (hot spring) yang kadang kala
disebut dengan geothermal hot water.
Selain sebagai pemanas, panas bumi
ternyata dapat juga mengha-silkan tenaga listrik. Di atas telah di-sebutkan
bahwa air panas alam ter-sebut bila bercampur dengan udara karena terjadi
fraktur atau retakan maka selain air panas akan keluar juga uap panas (steam).
Air panas dan steam inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit
tenaga listrik. Agar panas bumi (geothermal) tersebut bisa dikonversi menjadi
energi listrik tentu diperlukan pembangkit (power plants).
Reservoir panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu yang bersuhu rendah (low temperature) dengan suhu <1500 C dan yang bersuhu tinggi (high tempera-ture) dengan suhu diatas 1500C. Yang paling baik untuk digunakan sebagai sumber pem-bangkit tenaga listrik adalah yang masuk kategori high temperature. Namun dengan perkem-bangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low temperature juga dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 500 C.
Reservoir panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu yang bersuhu rendah (low temperature) dengan suhu <1500 C dan yang bersuhu tinggi (high tempera-ture) dengan suhu diatas 1500C. Yang paling baik untuk digunakan sebagai sumber pem-bangkit tenaga listrik adalah yang masuk kategori high temperature. Namun dengan perkem-bangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low temperature juga dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 500 C.
Pembangkit (power plants) untuk
pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi pada suhu yang relatif rendah
yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 F (50 s/d 2500 C). Banding-kan dengan
pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada suhu sekitar 10220 F atau 5500
C. Inilah salah satu keunggulan pembangkit listrik geothermal. Keuntungan
lainnya ialah bersih dan aman, bahkan geothermal adalah yang terbersih
dibandingkan dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara.
Pembangkit yang digunakan untuk
meng-konversi fluida geothermal menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai
komponen yang sama dengan power plants lain yang bukan berbasis geothermal,
yaitu terdiri dari gene-rator, turbin sebagai penggerak generator, heat
exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya. Saat ini terdapat tiga macam
teknologi pembangkit panas bumi (geothermal power plants) yang dapat mengkonversi
panas bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash steam, dan
binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi
yang berbeda-beda.
1. Dry
Steam Power Plants
Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe
ini uap panas (steam) lang-sung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator
untuk bekerja menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari production well
dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe
tertua ini per-tama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat
ini masih berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih
digunakan seperti yang ada di Geysers, California Utara.

2. Flash
Steam Power Plants
Flash Steam Power Plant
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot
spring) di atas suhu 1750 C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash
Steam Power Plants. Fluida panas tersebut dialir-kan kedalam tangki flash yang
tekanannya lebih rendah sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang
disebut dengan flash inilah yang menggerakkan turbin untuk meng-aktifkan
generator yang kemudian menghasil-kan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai
ma-suk kembali ke reservoir melalui injection well. Con-toh dari Flash Steam
Power Plants adalah Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso
Geothermal field, California, USA.
Flash Steam Power Plant

3. Binary
Cycle Power Plants (BCPP)
BCPP menggunakan teknologi yang berbe-da dengan kedua
teknologi sebelumnya yaitu dry steam dan flash steam. Pada BCPP air panas atau
uap panas yang berasal dari sumur pro-duksi (production well) tidak pernah
menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk memanaskan apa yang disebut
dengan working fluid pada heat exchanger. Working fluid kemu-dian menjadi panas
dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi
lalu dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan genera-tor
untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat
exchanger inilah yang disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle
Power Plants ini sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang
dilepas ke atmosfer.

Keunggulan dari BCPP ialah dapat
dioperasikan pada suhu rendah yaitu 90-1750C. Contoh pene-rapan teknologi tipe
BCPP ini ada di Mammoth Pacific Binary Geo-thermal Power Plants di Casa Di-ablo
geothermal field, USA. Diper-kirakan pembangkit listrik panas bumi BCPP akan
semakin banyak digunakan dimasa yang akan datang.

PLT panas Bumi di Indonesia
Pemanfaatan energi panas bumi memang
tidak mudah. Energi panas bumi yang umumnya berada di kedalaman 1.000-2.000
meter di bawah permukaan tanah sulit ditebak keberadaan dan “karakternya”.
Investasi untuk menggali energi panas bumi tidak sedikit karena tergolong berteknologi
dan berisiko tinggi. Investasi untuk kapasitas di bawah satu MW, berkisar US$
3.000-5.000 per kilowatt (kW). Sementara untuk kapasitas di atas satu MW,
diperlukan investasi US$ 1.500-2.500 per kW. Tantangan selanjutnya adalah
akibat sifat panas yang “site specific” kondisi geologis setempat. Karakter
produksi dan kualitas produksi akan berbeda dari satu area ke area yang lain.
Penurunan produksi yang cepat, sebagai contoh, merupakan karakter produksi yang
harus ditanggung oleh pengusaha atau pengembang, ditambah kualitas produksi
yang kurang baik, dapat menimbulkan banyak masalah di pembangkit. Misainya,
kandungan gas yang tinggi mengakibatkan investasi lebih besar di hilir atau
pembangkitnya.
Dalam pembangkitan listrik, harga
jual per kWh yang ditetapkan PLN dinilai terlalu murah sehingga tak sebanding
dengan biaya eksplorasi dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP). Dalam hat ini, PLN tidak bisa disalahkan karena tarif dasar listrik
yang ditetapkan pemerintah masih di bawah harga komersial, yaitu tujuh sen
dollar AS per kWh.
Comments
Post a Comment